Welcome to my Blog!
Image by Cool Text: Logo and Button Generator - Create Your Own Logo

art studio


Kamis, 26 September 2013

Farmasi 2013



FARMASETIKA DASAR

Pendahuluan
Definisi Farmasi
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengkombinasi, menganalisis, serta menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman. Farmasi dalam bahasa Yunani ( Greek) disebut farmakon yang berarti medika atau obat.

Definisi Apoteker
Apoteker adalah seorang yang ahli dalam bidang farmasi seperti yang disebut pada definisi di atas.

Farmasetika Dasar

Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat.
Penyediaan obat-obatan disini mengandung arti pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan pembakuan dari bahan obat-obatan. Berdasarkan ruang lingkupnya, dunia farmasi memiliki cakupan yang sangat luas, oleh karena itu ilmu resep tidak dapat berdiri sendiri dari cabang ilmu yang lain, seperti fisika, kimia, biologi, dan farmakologi.

Pada waktu seseorang mulai terjun masuk ke dalam pendidikan kefarmasian, berarti dia mulai mempersiapkan dirinya untuk melayani masyarakat dalam hal :
1.Memenuhi kebutuhan obat-obatan yang aman dan bermutu.
2.Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan yang beredar di masyarakat.
3.Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan dan pengembangan obat-obatan.

Sejarah Kefarmasian
Ilmu resep telah ada semenjak timbulnya penyakit. Dengan adanya manusia di dunia ini mulai timbul peradapan dan mulai terjadinya penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untukmelakukan usaha pencegahan terhadap penyakit. Orang-orang yang berjasa dalam perkembangan farmasi dan kedokteran :
a. Hipocrates (460 – 370), memperkenalkan dunia farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Disebut sebagai Bapak Ilmu Kedokteran.
b. Dioscorides, orang pertama yang menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan, karyanya “De Materia Medika”.
c. Galen (130 – 200 SM) memperkenalkan obat-obatan yang berasal dari alam, formula dan sediaan farmasi yang disebut Farmasi Galenik.
d. Philipus Aureulus Theopratus Bombatus van Holhenheim (1493 – 1541 SM) disebut Paracelsus, mempengaruhi perubahan farmasi , menyiapkan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,maka ilmu farmasi pun mengalami perkembangan hingga terpecah menjadi ilmu yang lebih khusus, tetapi saling berkaitan,misalnya farmakologi, farmakognosi, galenika, dan kimia farmasi.

Sebagai buku panduan bagi farmasis, setiap negara memiliki buku farmakope yang memuat persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
1. Farmakope Indonesia milik negara Indonesia
2. United State Pharmakope (USP) milik Amerika
3. British Pharmakope (BP) milik Inggris
4. Nederlands Pharmakope milik Belanda
5. Farmakope Internasional milik WHO



Di Indonesia sebelum mempunyai farmakope, yang berlaku adalah Farmakope Belanda Baru pada tahun 1962 pemerintah RI menerbitkan Farmakope Indonesia edisi I.


Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan :
Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit 20 Mei 1962
Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit 20 Mei 1962
Formularium Indonesia (FOI) terbit 20 Mei 1966
Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972
Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974
Formularium Nasional terbit 12 November 1978
Farmakope Indonesia edisi III terbit 9 Oktober 1979
Farmakope Indonesia edisi IV terbit 5 Desember 1995

Farmakope
Farmakope merupakan buku yang memuat persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
Judul tersebut dapat disingkat menjadi FI. Jika tidak ada keterangan lain, selama periode berlakunya maka yang dimaksudkan adalah FI IV dan semua suplemennya.

Bahan dan Proses
Sediaan resmi dibuat dari bahan-bahan yang memenuhi persyaratan dalam monografi Famakope untuk masing-masing bahan yang bersangkutan, yang monografinya tersedia dalam Farmakope.
Bahan resmi harus dibuat sesuai denganprinsip-prinsip cara pembuatan yang baik dan dari bahan yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, untuk menjamin agar bahan yang dihasilkan memenuhi semua persayaratan yang tertera pada monografi Farmakope.
Apabila mongrafi suatu bahan sediaan memerlukan bahan yang jumlahnya dinyatakan sebagai zat yang telah dikeringkan, bahan terseut tidak perlu dikeringkan terlebih dahulu sebelum diunakan, asalkan adanya air atau bahan yang mudah menguap diperkenankan dalam jumlah yang ditetapkan.

Bahan Tambahan
Bahan resmi yang dibedakan dari sediaan resmi, tidak boleh mengandung bahan yang ditambahkan, kecuali secara khusus diperkenankan dalam monografi.
Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau ketentuan umum, bahan-bahan yang diperlukan seperti bahan dasar, penyalut, pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, dan pembawa dapat ditambahkan ke dalam sediaan resmi untuk meningkatkan stabilitas, manfaat atau penampilan maupun untuk memudahkan pembuatan.

Bahan tambahan yang dianggap tidak sesuai dan dilarang digunakan, kecuali :
a.bahan tersebut tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan.
b.Tidak melebihi jumlah minimal yang diperlukan untuk memberikan efek yang diharapkan.
c.Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi
d.Tidak menganggu dalam pengujian dan penetapan kadar.

    Tangas Uap
Jika dinyatakan penggunaan tangas uap, yang dimaksud adalah tangas dengan uap panas mengalir. Dapat juga pemans lain yang dapat diatur, hingga suhunya sama dengan uap panas mengalir.

   Tangas Air
Jika dinyatakan penggunaan tangas air, tanpa menyebutkan suhu tertentu yang dimaksudkan adalah tangas air yang mendidih kuat.

   Larutan
Pernyataan (1 dalam 10 ) mempunyai arti 1 bagian volume cairan atau 1 bagian bobot zat padat diencerkan dengan atau dilarutkan dalam pengencer atau pelarut secukupnya hingga volume akhir 10 bagian volume.

  Kelarutan
Sangat mudah larut                             Kurang dari 1                                     
Mudah larut                                         1 sampai 10
Larut                                        10 sampai 30
Agak sukar larut                       30 sampai 100
Sukar larut                               100 sampai 1000
Sangat sukar                                      1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut                    lebih dari 10.000


   Suhu Penyimpanan
Dingin : suhu tidak lebih dari 8oC; lemari pendingin memiliki suhu 2C dan 8C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu - 20C dan - 10C
Sejuk :suhu antara 8C dan 15C
Suhu kamar : suhu pada ruang kerja. Suhu kamar erkendali adalah suhu  yang diatur antara 15C dan 30C
Hangat : suhu antara 30C dan 40C
Panas berlebih : suhu diatas 40C

  Persen
Persen bobot per bobot (b/b), menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran
Persen bobot per volume (b/v), menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan
Persen volume per volume (v/v), menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan

  Daluarsa
Waktu yang menunjukkan batas terakhir obat masih memenuhi syarat baku. Daluarsa dinyatakan dalam bulan dan tahun, harus ercantum dalam etiket.

Obat adalah suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. 

Falsafah Obat Dan Pengobatan
          Semenjak dunia berkembang penghun manusia dan makluk hidup lainnya, mungkin sudah ada penyakit  dan usaha untuk menggobati. Keadaan sehat dan sakit berlaku bagi di dunia insani, hewani, mau pun di dunia tumbuhan.
          Manusia dengan peradapan yang lebih tinggi secara turun temurun telah mengetahui banyak entang obat-obat alamiah serta penggunaannya untuk mengobati penyakit. Ini taraf mula dari apa pengenalan “ obat tradisional “.
Sejarah Pengembangan Obat
          Berangsur-angsur pengetahuan itu berkembang menjadi obat moderen yang di kenal sekarang, setelah melalui proses yang panjang.
Obat Asal Alam Nabati
Pengunaan obat asal alam nabati yang di pergunakan sebagai obat yang berupa tumbuhan secara keseluruhan (Herbal), ada pula yang hanya akar (Radix, Rhizoma), kulit (Cortek), daun (Folia), biji (semen) dsb. Melalui penelitian-penelitian zat berkasiat yang di dapat di dalamnya berangsur diketahui misalnya:
Alkaloid dari:
Papaver somniferum (Morphine, Codeine, Papaverine)
Antropa Belladona (Atropine, Scopolamine, Hyoscyamine)
Ephedra vugaris (Ephedrin)
Rauwolfia serpentina (Reserpine), dll
Glikosida dari:
Digitalis lanata dan digitalis purpurea (Digoxine, Digitoxine)
Strophatus sp. (Stophantie), dll
Minyak atsiri dari:
Folia Menthae (Oleum Menthae pip.)
Fructus Anisi (Olum Anisi)
Petala Rosae (Oeum Santali), dll
Minyak/ lemak dari:
Ricinus communis (Oleum Ricini)
Thebroma Cacao (Oleum Cacao)
Cocos Nucifera (Oleum cocos)
Sesanum Indicum (Oleum Sesami), dll
Zat-zat seperti resin, gom, tannine dsb
Obat Asal Alam Hewani:
Penggunaan asal alam hewani secara empirasi bedasakan penggalaman  menggunakan bagian dari hewani, misalnya hati sapi, hati ayam untuk “kurang darah” dsb. Yang digunakan sebagai subsitusi bila organ yang bersangkkutan  tiak atau kurang berfungsi. Beberapa contoh dapat disebut preparat organ dan hormonhormon:
Glandula suprarenalis (Adrelanile)
Glandula (Thyreoide (Thyroid)
Pancreas (Thypsine, Insuline)
Testis (hormon)
Obat Asal Alam Berupa mineral dan Garam-Garam
Bahan mineral dan Garam yang secara empirasi sudah ratusan tahun dimanfaatkan sebagai obat . Beberapa contoh dapat diberikan ilustasi:
Fe ( atau berupa garamnya) yang terkandung dalam tanah tertentu.
Sulfur yang di keluarkan bersama air dari tanah (mata air seperti yang dapat di pacet jatim)
Berbagi garam yang didapat dalam air yang dikeluarkan olh mata air di berbagai tempat di dunia, seperti Spa di belgia, Emas di Kalsbad di jerman, dll
Perkembangaan selanjutnya ialah preparat-preparat (ekstrasi) dari bahan alami terutama dari tubuhan dapat di simpan dalam ukuran waktu yang lebih lama. Dua ilmuan  yang menyumbangkan  banyak dalam bidang pengobatan ialah Galen dokter dari yunani (tahun 980-1037). Preparat  asal nabati dikenal dengan nama preparat gelenik.
Zat berkhasiat dari bhan alami dapat diketahui, dan sesudah zat di isolasi dapat pula di murnikan dengan langkah pasti dapat ditentukan rumus kimianya, kemudian dapat di buat oleh pabrik  obat secara sintetis, dengan sintetis lebih menguntungkan  dri pada mengambil zat dari asalnya.
Perkembangan  berikutnya uasah membuat derivat daru bahan obat yang sudah di ketahui  rumus kimia, tujuan meningkatkan efektifitas atau mengurangi  efek samping obat yang tidak diinginkan (semi sintetis dan sintetis)
Obat yang sekarang dipakai juga ada yang merupakan obat sintetik murni yang dibuat oleh pabrik kimia, ada yang di temukan secara “kebetulan” ialah preprat Sulfanilamit (murni sintetik).

Sumber :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar